Sharingan 3 - Naruto

be the first!!thanks

wellcome to duke blog

Sahabat adalah harta paling berharga di dunia ini. Mungkin telah banyak yang mengulas tema sahabat sejati, atau sahabat yang hilang dalam bentuk karya sastra, karya populer, film kartun, ataupun yang lainnya. Nah di Gubug Reyot ini saya ingin menulis sebuah puisi tentang sahabat, puisi untuk sahabat sejati. Hilang dan Kembali Hari ini ia pergi Membawa pesan dari ilahi Apakah sahabat telah mati? Tidak! Hanya tikus yang mati Mereka telah teracuni Jagung hijau milik petani Menggenggam janji Seperti menggenggam mawar berduri Apakah kau tahu arti sahabat sejati? Sahabat bak burung merpati Selalu bersama dalam keluarga inti Selalu berbagi saat jagung berlari Meskipun dia pergi, kelak pasti kembali “Aku Dan Kalian Dalam Kenangan Kita” Masihkah ada seberkas ingatan dalam hatimu..??? Ingatan yang tercipta kala kita bersama dahulu.. Kenangan akan kisah persahabatan.. Yang kini mulai Ku rindukannya.. Saat-saat ketika kita lalui bersama.. Ada suka.. ada duka.. Dan canda tawa penghias hari kita.. Lelah tak akan berarti bagi Ku.. Karena kebersamaan kita hapuskan semuanya.. Yang tersisa hanyalah cinta dan kasih.. Mungkinkah akan Ku temukan kembali..??? Masa-masa indah ini.. Tak pernah Ku biarkan.. Ombak menghapus kenangan kita.. Meski buih-buih kecil itu telah lampaui masa.. Namun, Semua kenangan kita akan menjadi separuh nyawa Ku.. Dan menjadi bagian dari hidup Kita.. Dan Ku yakin, Suatu saat akan kau dapatkan.. Jalanmu untuk hidupmu.. Namun, Berjanjilah kepada Ku.. Kalian semua tak akan melupakan Aku.. Ataupun semua kenangan kita.. pejalanan cinta tlah menghempaskan aku.. pada hati yang kukagumi.. terkadang bisu dan terkadang aku nafsu.. kini semua tinggallah serpihan hati.. yang tertanam pada hati dia.. hatiku berkeping saat mencintai.. dia,dia dan dia.. hanya namanya yang selalu ada.. hanya setitik cahaya darinya yang mampu ku baca.. dimana aku akan mencari kembali.. cinta yang seharusnya tergenggam jemari.. kini hilang di tengah rinai.. angin semilirpun dapat membawamu.. begitu mudahnya dia merasuk kedalam semak hatiku.. dia adalah kamu yang kucinta tanpa nafsu..

my views

Sunday, April 24, 2011

Pria Lebih Menderita Karena Putus Cinta

Buzz this
Buzz this
gambar diambil dari www.sedgwickcounty.orgHubungan cinta tidak selamanya berjalan mulus. Ada yang sukses hingga ke jenjang pernikahan dan kemudian membuahkan anak. Namun lebih banyak hubungan cinta yang berakhir prematur dengan kedua pihak kembali menjalankan kehidupan lajangnya masing-masing. Ada yang berakhir baik-baik dengan keduanya saling mengucapkan terima kasih dan masih menjadi teman dekat. Ada pula yang berakhir tidak baik dengan keduanya saling mengucapkan sumpah serapah dan berurai air mata. Bagaimanapun juga, hubungan cinta yang kandas pasti sedikit banyak menimbulkan penderitaan bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pihak mana sebenarnya yang paling menderita akibat putus cinta?
Prialah yang sebenarnya paling menderita, menurut David Zinczenko, kolumnis majalah Men’s Health. Ia menolak anggapan umum bahwa pria lebih tegar daripada wanita dalam menghadapi putusnya hubungan percintaan. Apa saja alasannya?
Pria Menyembunyikan Perasaannya. Ketika seorang pria diputuskan oleh pasangannya, biasanya ia akan sesumbar: Biar saja, life still goes on. Caranya? 26% pria yang mengisi survei online Men’s Health melakukannya dengan minum-minum bersama teman-temannya. 36% pria akan menatap mantan pacarnya, tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Faktanya, kedua hal tersebut dilakukan pria untuk menutup-nutupi perasaannya. Ini adalah reaksi yang alamiah; gender pria dikondisikan masyarakat untuk tidak gampang menunjukkan perasaan, apalagi perasaan yang membuatnya terlihat lebih lemah. Namun represi ini juga berakibat sulitnya menghilangkan perasaan terluka, marah, atau sedih dari dirinya. Sebaliknya, wanita yang putus cinta biasanya langsung menangis (atau mengekspresikan emosinya) saat itu juga, dan wanita juga cenderung lebih to-the-point ketika mengakhiri hubungan cinta. Akhirnya mereka akan lebih cepat menghilangkan perasaan-perasaan negatif itu dibandingkan pria.
Pria Punya Lebih Sedikit Teman Curhat. Salah satu alasan mengapa wanita lebih cepat pulih dari penderitaan pasca putus cinta daripada pria adalah karena wanita memiliki lebih banyak teman yang bisa diandalkan untuk bercerita. Penelitian menunjukkan bahwa pria mengandalkan hubungan cinta untuk mendapatkan kedekatan emosional dan dukungan sosial, sementara wanita bisa mendapatkan hal yang sama dengan keluarga dan teman sesama wanita. Begitu wanita mengalami putus cinta, ia akan bercerita kepada siapa saja, kalau perlu kepada orang yang tidak dikenal yang duduk di sebelahnya di bis umum, agar perasaannya bisa lebih enak. Pria, di sisi lain, cenderung lebih enggan membuka diri untuk soal ini. Mungkin baru beberapa bulan kemudian, ketika dalam keadaan setengah teler, baru ia berani bercerita kepada teman-teman prianya mengenai betapa inginnya ia kembali lagi dengan si mantan.
Pria Tidak Suka Memulai Dari Awal Lagi. Setelah putus cinta, pada awalnya pria mungkin akan merasa semangat membayangkan wanita-wanita yang akan ia kencani di masa depan. Namun setelah kencan yang keempat, kesembilan, atau ketigabelas kalinya, barulah ia sadar kalau dibutuhkan usaha keras dan waktu yang panjang untuk sampai pada tingkat keintiman yang pernah ia alami bersama mantannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mampu menyesuaikan diri ketika hubungan berakhir karena sebelumnya mereka sudah memikirkan adanya kemungkinan itu, sementara pria biasanya lebih tidak siap dengan putus cinta. Perasaan nyaman secara emosional membuat pria merasa beruntung bisa memiliki seseorang seperti dia. Sayangnya, hal ini seringkali baru disadari ketika si dia sudah berubah status menjadi mantan pacar.
Gambaran Pacaran Pria Yang (Terlalu) Ideal. Banyak kasus putus cinta merupakan reaksi sesaat atas apa yang dirasa sebagai kebosanan; bosan dengan aktivitas, pembicaraan, dan pertengkaran yang itu-itu saja. Kalau kembali melajang, pria mungkin merasa ia akan menjalani hidup yang lebih menarik; tanpa komitmen, bebas pergi ke mana saja, dan bebas bergaul dengan wanita-wanita yang bisa dijadikan pacar baru. Barulah ketika benar-benar melajang ia sadar bahwa hidupnya tidak menjadi seperti itu, bahkan sekarang waktunya tersita oleh pekerjaan. Ia pun kembali merindukan keintiman yang dia alami pada masa pacaran dulu. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih tinggi skornya daripada pria dalam hal keintiman sosial, seksual, dan intelektual. Dan biasanya wanita juga lebih cepat menyadari bahwa keintiman adalah dasar dari hubungan yang tahan lama, dan bukannya sekedar variasi aktivitas.
Menurut Zinczenko pula, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih rentan mengalami stres, depresi, dan kecemasan ketika putus cinta dibandingkan dengan wanita. Itu menurut dia. Bagaimana pendapat anda? Apakah anda memiliki pengalaman yang membenarkan atau menyangkal pendapat ini?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

sahabat blog

back to top Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...